Ia mencontohkan, dewan harusnya bisa melihat akan kinerja jajaran direksi yang bisa membuat hidup perusahaan. Mulai dari penggajian karyawan hingga pengembangan pasar tradisional dengan modal terbatas.
Finny mengakui ada penyertaan modal senilai Rp21 miliar dalam bentuk lahan dari pemerintah daerah. Ia mengakui Perumda Pasar belum maksimal dalam pengelolaan
lahan dari penyertaan modal pemerintah daerah.
“Tapi kan ada faktor-faktor lain bahwa 19 pasar ini masih bergerak. Kita masih bisa menghidupkan teman-teman pegawai dengan segala keterbatasan modal. Harus mikir besok mereka (pegawai -red), harus gajian. Saya bukan yang ingin diapresiasi,” paparnya.
Lanjutnya, tidak sebanding bila capaian kinerja diukur dari nominal penyertaan modal dengan besaran deviden. Harusnya, kata Finny, anggota legislatif harus melihat hal lain seperti revitalisasi pasar tradisional yang sudah berjalan. Serta, kondisi lahan yang disertakan dalam modal kepada Perumda Pasar NKR Kabupaten Tangerang.