”Penanganan yang kita lakukan adalah sosialisasi kepada siswa, selanjutnya melakukan pendekatan kepada siswa, dan pastinya kita harus bisa memberikan pemahaman dampak kenakalan yang dilakukan oleh para siswa. Jika kita keras dalam melakukan pembinaan, maka akan berdampak buruk bagi mental siswa dan juga bahaya bagi kita sebagai pengajar,” ujarnya kepada Banten Ekspres, Selasa (20/5).
Nur menambahkan, pihaknya juga selalu mengajak siswa untuk menghindari kegiatan kurang baik di sekolah ataupun diluar sekolah, karena jika pihak sekolah tidak memberikan pemahaman maka siswa akan terus melakukan aksi kegiatan negatif yang berimbas kepada sekolah. Apalagi, saat ini banyak siswa yang mencontoh perilaku kurang baik dari media sosial yang banyak beredar.
”Media sosial ini juga harus di waspadai, karena siswa banyak mencontoh perilaku yang kurang baik dari media sosial. Kita hanya bisa ingatkan mereka agar tidak mengikuti hal yang tidak baik yang ada di media sosial. Jadi, gunakan media sosial untuk mencari hal yang bermanfaat,” paparnya.
Ia menjelaskan, sekolah menjadi tempat sebagai pembentuk karakter siswa dan juga pemberian ilmu kepada siswa, jika sekolah tidak bisa dalam pembentukan karakter siswa maka siswa akan tidak mempunyai karakter yang baik. Karena, itu sekolah harus bisa memberikan contoh dan mengajarkan kebaikan kepada siswa.
”Siswa baik dan tidak baik tergantung sekolah, maka itu harus dilakukan penanganan terhadap siswa. Agar mereka juga malu dan tidak berani saat melakukan kenakalan di sekolah ataupun di luar sekolah, selain itu dengan pembinaan yang kita lakukan mereka akan menjadi pribadi yang baik dan berkualitas,”tutupnya.(ran)