“Kebutuhan tenaga pengajar sangat butuh, Saya juga tidak tega dengan guru yang ada, karena mereka harus melebihi jam mengajar mereka. Bahkan, para guru juga harus double job. Apalagi ada beberapa guru menjadi kepala sekolah sehingga urgensi guru sangat dibutuhkan,”ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (19/12).
Drawati menambahkan, pihaknya belum tahu sampai kapan krisis guru disekolahnya berakhir. Ini karena sudah beberapa tahun meminta belum ada jawaban, dan kuota yang di dapat terbatas sehingga belum bisa ada penambahan guru berstatus P3K. Kini pihaknya hanya mengandalkan guru honorer.
“Kita sudah melaporkan melalui aplikasi DSO atau pemetaan guru dan tenaga kependidikan. Mudah-mudahan, kami hanya berharap pendistribusian ke sekolah-sekolah untuk kebutuhan guru, itu sesuai dengan kebutuhan sekolah,” paparnya.
Ia menjelaskan, penyebab kekurangan tenaga pengajar karena adanya guru yang sudah purna tugas. Adanya guru yang diangkat menjadi P3K, namun ditugaskan ke sekolah lain. Kondisi ini diperparah dengan tidak diperbolehkannya rekrutmen guru honor.
“Kekurangan guru tersebut karena ada beberapa faktor, harusnya memang guru yang ada di sini hanya mengajar 24 jam per Minggu, dan itu sesuai dengan aturan yang ada. Kita juga tidak bisa merekrut sembarang karena harus mengikuti aturan yang ada dan juga harus menghitung biaya untuk guru tersebut,”tutupnya. (ran)