“Tahun ini, baru bulan November saja sudah mencapai 212 kasus naiknya drastis. Ini karena bisa jadi para perempuan sudah sadar untuk melakukan pengaduan kalau dirinya mendapatkan kekerasan,”ujarny kepada Banten Ekspres, Jumat (20/12).
Yekti menambahkan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak paling banyak terjadi di Kecamatan Kosambi. Oleh karena itu, dirinya bermaksud menargetkan Kecamatan Kosambi sebagai prioritas untuk kegiatan sosialisasi dan advokasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kosambi tahun ini ada di peringkat ke satu pada kasus kekerasan perempuan dan anak se-Kabupaten Tangerang. Sedangkan, tahun 2023 lalu, Kosambi ada di peringkat ke enam,”paparnya.
Ia menjelaskan, Kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak merupakan masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama. Jangan sampai, masyarakat cuek dan tidak perduli jika ada kasus kekerasan anak dan perempuan di lingkungan.