Deden meyakini, suatu saat nanti masyarakat Kota Tangsel minat bacananya akan meningkat. Pasalnya, dahulu sebelum ada TBM dan baru ada perpustakaan, ada kecanggungan masyarakat malas untuk datang ke perpustakaan.
“Alasannya tentu karena terkesan formal, harus punya identitas dan ada uang jaminan untuk sewa buku,” tambahnya.
Menurutnya, TBM hadir adalah untuk menghilangkan stigma tersebut, sehingga masyarakat bisa dengan mudah mengakses buku yang ada di taman baca masyarakat.
“Hampir tiap minggu ada taman baca masyarakat baru yang diresmikan dan ini merupakn bukti bahwa masyarkqat peduli terhadap literasi di Tangsel. Ini sebanding lurus dengan keinginan masyarakat untuk mengakses informasi, memahami bacaannya dan lainnya,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Asda 3 Kota Tangsel Mukodas mengatakan, pihaknya menyambut baik dengan kegiatan festival TBM tersebut. “Saya sangat bangga dengan kegiatan ini dan melibatkan lebih dari 600 orang,” ujarnya.